Faktor Keberhasilan Dakwah

 

“Diriwayatkan oleh imam thobroni dari sahabat Muawiyah dari Nabi Muhammad SAW bersabda : Sesungguhnya hanyalah saya adalah Muballigh (orang yang menyampaikan) dan sementara itu Allah SWT lah yang memberi petunjuk dan sesungguhnya aku (Muballigh) orang yang bertugas membagi (ilmu) dan sedangkan Allah SWT yang memberi.

Dari hadis di atas bisa kita ketahui bahwa pentingnya kita berdakwah,  ada beberapa  faktor utama yang dapat mendukung keberhasilan dakwahnya, di antaranya sebagai berikut ini.

1. Ikhlas Dalam Berdakwah

Motivasi utama bagi seorang da’i tatkala berdakwah ialah rasa cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada agamaNya, kepada sesamanya, mengharapkan kebaikan untuk orang yang didakwahi. Jika dakwah didasarkan bukan karena ikhlas, tetapi karena riya’, mengharap kedudukan, harta ataupun kepentingan dunia lainnya, maka tidak dapat disebut sebagai dakwah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, melainkan seruan untuk dirinya sendiri, kepentingan pribadi atau maksud-maksud lainnya

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya, orang-orang yang riya’, mereka diberi kebaikan di dunia, dan tidak di dirugikan sedikitpun. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ‘barangsiapa beramal shalih namun tujuannya untuk mencari dunia, Aku akan membalas perbuatan mereka dengan sempurna di dunia, tetapi sia-sialah apa yang dia perbuat. Dan di akhirat, ia termasuk orang-orang yang merugi’.”

2. Ilmu

Tentang ilmu, ini meliputi tiga perkara :

 a). Ilmu agama. Seorang da’i harus mengetahui syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hukum-hukum yang berkaitan dengannya, sehingga mampu berdakwah di atas ilmu dan hujjah. Allah telah menjelaskan dalam firmaNya :

قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

 

Katakanlah: “Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. [Yusuf:108]

Yang dimaksud dengan ilmu ini, seorang da’i akan mampu mempertahankan apa yang didakwahkannya dari segala bentuk syubhat ataupun kerancuan, menegakkan hujjah terhadap para penentangnya, sehingga kebenaran bisa diterima dengan ijin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang tidak memiliki ilmu, tidaklah pantas untuk menjadi seorang da’i, karena akan lebih banyak membuat kerusakan dibanding perbaikan.

b). Ilmu tntang keadaan orang yang hendak didakwahinya

Dengan mengetahui keadaan orang yang hendak didakwahinya, sehingga seorang da’i sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi medan dakwah di depannya. Dalam hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada siapa dia diutus, sehingga dia mengetahui yang akan dihadapinya, kemudian mempersiapkan diri. Sebaliknya, jika seorang da’i tidak mengetahui keadaan orang yang hendak didakwahi, maka akan berdampak buruk pada dakwahnya, sehingga mungkin tidak tepat sasaran dan gagal.

c). Seorang da’i hendaklah mengetahui ilmu tentang metode dakwah.

3. Beramal Dengan Apa Yang Didakwahkan

Ini merupakan sifat yang wajib dimiliki seorang da’i. Dia harus menjadi suri tauladan bagi orang lain tentang apa yang didakwahkannya, sehingga bukan termasuk orang yang mengajak kepada kebaikan namun justru dia meninggalkannya; mencegah dari sesuatu, namun dia sendiri melakukannya. Orang seperti ini termasuk golongan orang-orang yang merugi. Adapun orang yang beriman, mereka menyeru kepada kebenaran, beramal dengannya, bersegera dan bersemangat dalam mengamalkannya dan menjauhi hal-hal yang dilarang.

4. Hikmah

Hikmah adalah tepat dalam ucapan dan sikap, dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Seorang da’i harus mempunyai kearifan dalam dakwahnya. Yaitu dengan menggunakan cara yang terbaik sesuai dengan keadaan dan tempatnya, karena manusia tidak memiliki cara yang sama dalam berfikir, tingkat pemahaman dan tabiatnya. Demikian juga penerimaan mereka terhadap kebenaran yang didakwahkan, ada yang langsung menerima tanpa harus berfikir panjang, ada pula yang perlu berdiskusi terlebih dahulu, terkadang harus diiringi dengan perdebatan yang cukup panjang.

5. Sabar

Ini merupakan tiang utama penopang keberhasilan dakwah. Seorang da’i pasti akan mendapatkan gangguan dalam dakwahnya, apabila dia menjelaskan tentang haramnya syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjelaskan berbagai macam kesyrikan yang terjadi di masyarakat. Orang-orang musrik akan bangkit menghadang dan menentang dakwahnya. Demikian juga jika menjelaskan tentang wajibnya berpegang dengan Sunnah dan meninggalkan bid’ah, maka ahli bid’ah akan merintanginya, baik dengan ucapan ataupun tindakan yang ditujukan pada dirinya ataupun pada dakwahnya.

Oleh : Rofifah (04010120025)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Pembawa Kamera