TRADISI GANDULAN DALAM ACARA MAULID NABI
Setiap umat Islam pasti tidak akan asing dengan acara Maulid Nabi. Karena Acara Maulid Nabi merupakan sebuah tradisi dalam umat islam untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini sangat ditunggu-tunggu bagi kaum muslim. Karena haal ini dilakukan sebagai bentuk rasa cinta kita sebagai umat Nabi Muhammada Saw. Perayaan ini dilakukan bukan semata-mata hanya untuk pengingat sejarah Nabi saja. Tetapi juga sebagai pengingat kita sebagai umat Muslim agar bisa meneladani sikap-sikap yang patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Tradisi ini sudah dilakukan diberbagai daerah, bahkan bahkan juga
diberbagai belahan dunia. Negara kitalah salah satunya yang masih melaksanakan
tradisi tersebut. Peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW di gelar setiap
tanggal 12 Rabiul Awal (Perhitungan menurut bulan Hijriyah). Di
Indonesia, tradisi ini dirayakan dengan berbagai cara. Dan setiap daerah
memiliki ciri khas masing-masing dalam merayakan tradisi ini salah satunya di
daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam merayakan acara Maulid Nabi terdapat suatu
tradisi yakni tradisi gandulan atau ada juga yang mengatakan “brayakan”.
Tradisi Gandulan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan
beberapa daerah salah satunya daerah Sidoarjo dalam memperingati hari kelahiran
Nabi atau acara Maulud Nabi. Tradisi ini dianggap unik bagi masyarakat. Karena
keunikan inilah yang dijadikan moment yang ditunggu masyarakat dalam perayaan
Maulid Nabi. Perayaan ini digelar dengan menyajikan jajan-jajan ringan, atau
bahkan barang-barang juga ada seperti kerudung, sandal, sabun mandi, gayung
bahkan juga ada uang. Barang-barang yang sudah disiapkan akan di tali lalu diikat
di tiang-tiang yang sudah disiapkan panitia. Setelah diikat nanti barang-barang
yang digantung itu akan diambil oleh masyarakat. Tentunya ada waktu sendiri
dalam mengambil barang-barang tersebut. Yakni ketika setelah tim panitia hadroh
membacakan sholawat Nabi. Setelah pembacaan sholawat Nabi barulah masyarakat
dapat mengambil barang-barang yang di gantung diatas kepala mereka. Walaupun
barang-barang yang digantung terlihat seperti barang sepele . Namun antusias
masyarakat dalam melestarikan tradisi ini tidak diragukan lagi. Bahkan ada dari
mereka yang rela mengangkat anaknya agar di suruh mengambil barang yang
digantung tersebut. Ada juga yang sudah mempersiapkan dari rumah dengan membawa
payung atau tongkat agar mudah dalam mengambil barang yang digantung. Untuk
tempat pelaksanaanya kebanyakan di masjid namun ada juga yang di tempat
terbuka. Moment yang paling menyenangkan dalam tradisi ini ketika kita mengambil
gantungan tersebut. Karena gantungan tersebut diikat agak tinggi dari kita
sehingga kita perlu ekstra dalam meraihnya bahkan jika perlu kita harus
melompat setinggi-tingginya agar dapat meraih gantungan tersebut. Setelah dirasa
mendapat gantungan yang diraih akan muncul rasa senang setelah kita berusaha
mendapatkannya. Walaupun gantungan yang diikat agak tinggi namun semuanya cukup
menikmati moment ini. Tradisi ini sudah cukup lama dilakukan, dan bisa
dikatakan turun temurun dari nenek
moyang kita. Sehingga bagi kita generasi penerus bangsa perlu melesatarikan
tradisi ini agar tidak punah.
10 November 2021
Oleh : Rofifah (04010120025)
Komentar
Posting Komentar